Titik Nadir di Suatu Waktu

 .....

Langkah kakinya menggebu, derapnya sudah tak tertahan agar segera sampai pada tujuan. Blok pertama telewati, blok kedua dilewatinya dengan sukses pula, blok ketiga mulai lebih sesak karena dia harus melawan arus ditengah gerombolan calon penumpang KRL. Apakah aku harus menyerah sekarang? Kepada siapa aku harus meminta pertolongan?

.....


Sekilas scene diatas dapat kita maknai ada seorang manusia, ya manusia di sebuah tempat nun jauh disana sedang terburu-buru ingin sampai ke tujuan. Tujuan yang mana tak disebutkan secara jelas namun kita tau bahwa dia sedang berjuang menghadapinya. Dirinya pun kebingungan untuk meminta bantuan dan pertolongan, bisa jadi karena masalahnya cukup pelik dan harus segera mendapat solusinya. Kalau dirimu pernah diposisi yang sama, apa yang teman-teman lakukan?

Kita tak bisa pungkiri bahwa dalam hidup, kita pernah ada dititik paling lemah, kita menyebutnya titik nadir kehidupan. Hal tersebut terjadi karena hal itu baru bagi kita, tak pernah kita alami sebelumnya. Andaikan pernah kita alami, bisa jadi masalahnya bertumpuk jadi satu. Sehingga kita bingung harus menyelesaikan dari mana dulu, agar pada titik ini aku dapat terus bertahan?

Sebuah kisah yang menarik saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam ada pada tahun kesedihan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam kehilangan sosok penting kehidupannya, yaitu Abu Thalib (paman tercinta) dan diikuti oleh istrinya tercinta yaitu Sayyidah Khadijah. Belum lagi saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam sedang digempur kaum kafir Quraisy yang ingin mengganggu proses dakwah beliau, terjadi pemboikotan besar-besaran di Mekkah. Lalu apa yang dilakukan Rasullullah?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam tetap menjalankan dakwah dan menghadapi hal tersebut sampai akhirnya Allah memberikan hadiah melalui peristiwa Isra' Mi'raj, sebuah perjalanan luar biasa dan memperoleh perintah sholat. Ya, sholat inilah jawaban dari hal yang Rasulullah alami. Melalui sholat titik nadir kehidupan itu dapat membawanya lebih dekat dengan Rabbnya.

MasyaAllah, ketika kita di titik terendah dalam kehidupan sudahkah kita kembali memaknai sholat kita? Sudahkah kembali berbincang mesra dengan penuh harap, syukur, cinta dan takut kita limpahkan padaNya semata? Semoga siapa pun yang membaca ini dapat Allah mudahkan segala tantangan dan ujian hidupnya. Tunggulah dengan sabar, jalani dengan kesungguhan, insyaAllah ada hikmah yang bisa dipetik dari kejadian itu, insyaAllah.

Komentar

Postingan Populer